DAJJAL DI ANTARA DUA RAMALAN {NUBUWAT}
setelah sekian lama akhirnya saya berketetapan hati untuk menulis tema ini. barangkali akhir zaman memang akan terjadi di masa ini. lagian juga beberapa waktu kemarin hp ku rusak, jadi baru sekarang, alhamdulillah bisa memiliki hp baru walau hanya chinese phones. sekarang ini saya tidak bisa mengkaji tema ini lebih rinci, karena saya juga seperti manusia kebanyakan. ada rasa malas, malas bongkar-bongkar buku, ingin kesana kemari dan lain-lain. walaupun demikian insya Allah masih bisa dipahami, kususnya yang
terbiasa mengkaji atau membaca hadis-hadis tentang tanda-tanda kiamat. bagi yang merasa membutuhkan sesuatu yang lebih jelas, mungkin suatu saat nanti bila Allah menghendaki akan kutulis hadis-hadisnya.
Yang saya maksudkan dalam tema ini> {dajjal di antara dua nubuat} adalah adanya dua sisi nubuat yang menggambarkan sifat atau fisik dari tubuh dajjal. satu sisi, dajjal di kabarkan seperti halnya manusia pada umumnya. dan sisi nubuat yang kedua adalah, dajjal di kabarkan dengan ciri-ciri fisik bertubuh raksasa. kedua konteks nubuat ini hadis-hadisnya shahih, dan saya tidak bercerita dari diskripsi fisik dajjal yang hadis-hadisnya dhaif.
Tidak sedikit hadis-hadis shahih yang mendiskripsikan fisik Dajjal. dari beberapa hadis di kabarkan dajjal berambut kriting/kribo, mata buta sebelah, pincang, dan lain-lain yang semuanya menggambarkan fisik dajjal sebagaimana fisik manusia pada umumnya. ada sebagian orang-orang yang mempercayai bentuk fisik dajjal yang bertubuh raksasa. ini banyak dijumpai dari orang-orang awam dan orang-orang yang bernaung pada satu rumah. mereka tidak menyadari bahwa hadis-hadis yang mendiskripsikan fisik dajjal
tak satu pun ada yang shahih, kecuali yang sifatnya global. andai mereka dihadapkan pada hadis-hadis shahih yang mendiskripskan fisik dajjal sebagaimana manusia pada umumnya, niscaya mereka akan kebingungan.
sekian kali bolak balik baca baca buku adakalanya ada yang terlewat, atau belum paham, termasuk dalam tema ini. adakalanya membaca hadis yang sudah jelas maknanya, namun belum juga paham. hingga adakalanya perlu membaca hadis yang lain yang ada kaitanya dengan hadis yang sulit dimengerti. inilah pelajaran yang saya dapatkan pada tema kali ini. pada buku armagedon karya wisnu sasongko, ada sebuah hadis yang ia nukil dari kitabnya syaikh Al-albani, {kisah al masih dajjal dan turunya Isa untuk membunuhnya}
, dimana dalam hadis yang dibawakanya mengandung kabar tentang peperangan yang dilakukan dajjal.
Dalam peperangan tersebut, Dajjal dan bala tentaranya mengepung pasukan kaum muslimin. hingga akhirnya pada waktu subuh datanglah nabi Isa. dan akhirnya nabi Isa membunuh dajjal, begitu juga kaum muslimin dapat membunuh bala tentara Dajjal dengan izin Allah. namun dalam hadis ini ada kabar dari Rosulullah yang bila di pahami secara mendalam dengan hadis-hadis lainya, maka akan tersingkap suatu penjelasan tersembunyi yang dapat menguraikan ketidak jelasan selama ini.
Yang saya maksudkan disini adalah, bahwasanya dalam shahih Muslim ada hadis yang sebenarnya sangat jelas maknanya, namun karena Rosulullah tidak menjelaskanya secara menyeluruh, akhirnya hadis tersebut kebanyakan dipandang sebelah mata. sepertinya ketika dihadapkan pada hadis itu, membuat setiap para pembacanya seakan akan menakwilkan dari makna yang sesungguhnya, atau paling tidak diam tak mau berbicara mengenai makna yang sesungguhnya, tak terkecuali syaikh Al-albani. {kisah dajjal dan turunya nabi Isa
untuk membunuhnya. pustaka Imam Asy-safii}
Hadis shahih Muslim yang saya bicarakan tersebut adalah,
´´ANTARA PENCIPTAAN ADAM HINGGA HARI KIAMAT TIBA, TIDAK ADA MAHKLUK YANG LEBIH BESAR DARI PADA DAJJAL.
Biasanya ketika sampai pada hadis ini, mereka akan menakwilkanya, dan membawa pemahamanya pada hadis yang lain yang menyebutkan, bahwa ´antara penciptaan Adam hingga hari kiamat tiba, tidak ada fitnah yang lebih besar dari pada fitnah Dajjal´. padahal kedua hadis shahih itu saling berdiri sendiri, dan bermuatan makna yang berbeda pula. adakalanya mereka diam, dan hanya memperbincangkan fisik Dajjal yang seperti manusia pada umumnya. lihat buku "Dajjal sudah muncul dari khurasan"
Sekarang kita kembali pada hadis peperangan dajjal. pada hadis tersebut di ceritakan, ketika kaum muslimin terkepung di pegunungan Syam, ada satu kalimat yang berbunyi "±...... kemudian dajjal mengepung mereka dan turun dengan wujud aslinya". nah, wujud aslinya ini adalah raksasa. kenapa saya katakan demikian? hal ini karena dalam hadis shahih yang lain di ceritakan, ketika dajjal
mengepung kaum muslimin yang saat itu tengah melaksanakan solat subuh berjama'ah di imami oleh nabi Isa, lalu ketika solat telah usai, dan ketika nabi Isa keluar lalu dajjal melihatnya, maka tiba-tiba saja dajjal meleleh seperti garam dalam air. inilah yang dikabarkan oleh Rosulullah, dan itu artinya dajjal pada saat itu bertubuh raksasa, dan saat melihat Isa Ibnu Maryam, dajjal tubuhnya menyusut atau mengecil yang dalam hadis dikatakan seperti garam dalam air. bukankah garam dalam air lama lama akan
menyusut?
Apa lagi Rosulullah telah bersabda, "antara penciptaan Adam hingga hari kiamat tiba, tidak mahkluk yang lebih besar dari Dajjal. shahih Muslim". begitu pula Tamim ad-dari melihat langsung bentuk fisik dajjal yang besar itu, karenanya ia bercerita pada beliau dan akhirnya masuk Islam.
seberapa besarkah fisik Dajjal? jawabnya dengan melihat hadis hang lain akan sedikit tergambar betapa besarnya fisik dajjal. dalam hadis yang shahih Rosulullah bersabda, bahwa tinggi nabi Adam enam puluh/60 hasta. jika kita
analogikan satu hasta 40cm, maka 40cm di kalikan dengan 60 hasta = 24 meter. itulah kurang lebih tinggi nabi Adam. ini baru tinggi nabi Adam, lalu bagaimana tingginya Dajjal yang mana Rosulullah bersabda "antara penciptaan Adam hingga hari kiamat tiba, tidak ada mahkluk yang lebih besar dari Dajjal". jika bapak manusia saja tingginya ±24 meter, lalu bagaimana dengan dajjal?
Hadis ini [yang dibawakan Wisnu Sasongko] , yang mana dinukilkan dari Syaikh Al-albani adalah shahih. beliau berkata: "Hadis ini dikeluarkan oleh Abdurrazzaq {20834} dari Amr bin Abi Sufyan ats-Tsaqafi".
beliau berkata lagi: "Isnad hadis ini merupakan perawi-perawi terpercaya dari jajaran perawi Imam al-Bukhari da. Muslim, kecuali seorang laki-laki dari Anshar. ia tidak disebutkan namanya. Ada kemungkinan ia termasuk Sahabat, sebab ats-Tsaqafi termasuk Tabi'in. ia meriwayatkan hadis dari Abu Musa al-
Asy'ari dan lain-lain. jika demikian adanya, mana sanad hadis ini shahih. sebab, menurut Ahlussunah 'ketidakterkenalan' sahabat itu tidak apa-apa.
Sebelum saya sebutkan hadis ini selengkapnya, ada baiknya saya sebutkan adanya terjemahan yang mencurigakan. seperti yang telah saya sebutkan diawal, bahwasanya pada bagian hadis ini ada kalimat yang kurang lebih terjemahanya "kemudian Dajjal mengepung mereka dan turun dengan wujud aslinya" itulah yang disebutkan Wisnu Sasongko dalam menerjemahkan hadis tersebut. namun lain halnya kitab yang di terjemahkan oleh pustaka Imam Asy-Syafi'i. hadis ini yang pada pada salah satu kalimatnya, Wisnu Sasongko
menerjemahkan seperti yang telah disebutkan, namun lain halnya pustaka Imam Asy-Syafi'i menerjemahkan dengan muatan makna yang berbeda. ada baiknya kita lihat hadisnya berikut ini.
dari salah seorang kaum Anshar, dari sebagian Sahabat Muhammad Shallallahu Alahi Wa Sallam, ia berkata: Suatu ketika Rosulullah bertutur tentang Dajjal, lalu bersabda: "Dajjal akan mendatangi tempat berbatu kota Madinah. kemudian kota Madinah terguncang berikut penduduknya sebanyak tiga kali. dengan itu, keluarlah orang-orang munafik baik laki-laki atau perempuan. kemudian Dajjal pergi menuju Syam, sehingga sampai kesebagian daerah pegununganya. Dajjal mengepung penduduknya. saat itu sebagian kaum muslimin
berlindung ke atas perbukitan dan pegunungan Syam. [kemudian Dajjal dapat mengepung mereka dengan menempati tempat asalnya.] sehingga ketika cobaan dan kegentingan telah berlangsung lama menimpa kaum muslimin, salah seorang di antara mereka kemudian berkata: 'hai sekalian kaum muslimin! hingga kapan kalian dalam keadaan begini, padahal musuh Allah telah menginjakan kaki dibumi kalian? bagi kalian hanya ada dua pilihan; Allah mematikan kalian sebagai syuhada atau memenangkan kalian!' kemudian mereka
bersumpah setia untuk mati-matian berjihad, yang itu diketahui oleh Allah sebagai kejujuran dari diri mereka sendiri. kemudian kegelapan menimpa mereka sehingga tak seorang pun dapat melihat telapak tanganya."
Rosulullah bersabda: "kemudian Isa bin Maryam turun {datang} lalu membuka pandangan mata mereka. Di tengah-tengah mereka ada seorang laki-laki memakai baju besi. mereka lalu bertanya kepadanya: 'Hai hamba Allah, siapakah engkau? ia menjawab: 'saya adalah hamba Allah dan utusanya, ruh-nya,
kalimatnya, bernama Isa bin Maryam. pilihlah oleh kalian satu di antara tiga hal. pertama ; Allah mengirimkan kepada Dajjal dan bala tentaranya adzab dari langit, atau Dia menenggelamkan mereka ke dalam bumi, atau Dia menguasakan senjata kalian dapat menghabisi mereka dan menahan senjata-senjata mereka hingga tidak mengenai kalian. mereka menjawab: ini wahai Rosulullah, yang lebih menentramkan dada dan jiwa kami. ketika itu engkau menyaksikan seorang Yahudi yang besar, tinggi, banyak makan dan minum
ternyata tanganya tidak mampu menggunakan pedangnya karena rasq takut dan gemetar yang di rasakanya. maka kaum muslimin akan datang menghadapi pasukan Dajjal dan mampu mengalahkan mereka. ketika dajjal melihat Isa bin Maryam, menjadi lesu dan layu sebagaimana melelehnya peluru. akhirnya Isa menemukanya lalu membunuhnya.
Kisah Dajjal dan turunya nabi Isa untuk membunuhnya. Pustaka Imam Asy-Safi'i halaman 116 cetakan pertama agustus 2005
kalimat hadis yang saya tandai dalam kurung itilah yang saya lihat agak janggal dengan apa yang diterjemahkan Wisnu Sasongko. teks aslinya "fayuhaa siruhum dajjalu nazzilan biashlihi" saya kira bagi pemulapun, yang baru belajar kamus bahasa Arab, saya yakin dapat memahami kalimat nazzilan biashlihi. jadi rasanya agak aneh bila di terjemahkan "dapat menempati tempat asalnya" bukankah seharusnya "turun dengan [wujud] aslinya" saya khawatir itu bukan karena ketidak tahuan, namun itu karena
bisa jadi ia [penerjemah] tau yang sesungguhnya, namun karena keyakinanya akan fisik dajjal yang seperti manusia pada umumnya saja, maka ia menerjemahkan seperti itu. lagian pula awal cerita tak sesuai bila dirangkai dengan ......dapat menempati tempat asalnya.
begitu pula bagian akhir hadis yang diterjemahkan, ... lesu dan layu disandingkan dengan melelehnya peluru. apa tidak ada kosa kata lain, hingga dajjal yang terkejut melihat Isa bin Maryam di gambarkan mendadak lesu, memangnya dajjal mengidap anemia. begitu juga kosa kata layu, memangnya dajjal itu dedaunan.
sudah jelas dalam shahih Muslim dajjal di ibaratkan seperti garam yang meleleh dalam air ketika melihat Isa bin Maryam. bukankah garam dalam air akan meleleh? itulah penjelasan tersirat dari
Rosulullah mengenai tubuh dajjal yang saat itu turun dengan wujud aslinya, namun ketika tiba-tiba melihat Isa bin Maryam, ia lantas mengecil yang mana Rosulullah mengibaratkan seperti garam yang meleleh dalam air.
Sudah jelas dan pasti dalam shahih Muslim Rosulullah mengabarkan bahwa sejak nabi Adam di ciptakan hingga hari kiamat tiba, tidak ada mahkluk yang lebih besar dari dajjal. sedangkan tinggi nabi Adam mencapai 60 hasta atau ±24 meter bila dianalogikan satu hasta sama dengan 40cm. lalu berapa tinggi dajjal yang mana tak ada mahkluk yang lebih besar darinya? bukankah Tamim ad-dari pernah melihat langsung dajjal dengan wujud aslinya yang saat itu terpenjara di pulau misterius.
P. E. R. H. A. T. I. A. N. ±
ada beberapa riwayat dhaif yang mendiskripsikan besarnya fisik dajjal, walaupun demikian saya kurang sependapat bila riwayat-riwayat itu untuk menafsirkan hadis shahih mengenai besarnya fisik Dajjal. bahkan ada satu riwayat yang mendiskripsikan betapa besarnya fisik Dajjal. dalam riwayat tersebut digambarkan Dajjal masuk kedalam laut, namun dalamnya lautan tak sampai menenggelamkan Dajjal, kecuali hanya sebatas pinggangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar